Minggu, 01 Januari 2023

MATERI "SEDIAAN SEMI SOLID" (BAGIAN 01)

PENDAHULUAN

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
   Menurut Farmakope Indonesia edisi V, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
    Kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10%. Pada kemasan salep harus tertera etiket dengan tulisan '' OBAT LUAR ''.

Salep yang baik seharusnya stabil secara kimia, lembut dan rata, tidak berbutir - butir atau bergumpal - gumpal, mudah dipergunakan, agak mencair atau lembek pada suhu tubuh dan menghasilkan pengobatan yang sempurna dan seragam.

PERSYARATAN SALEP

  1. Stabil secara kimia, memiliki struktur gel yang memungkinkan bentuknya stabil saat penyimpanan dans etelah digosokkan pada kulit.
  2. Mudah dipergunakan, agak mencair atau lembek pada suhu tubuh, viskositas salep menurun dengan meningginya suhu.
  3. Lembut dan rata, tidak berbutir - butir atau bergumpal - gumpal.
  4. Setelah digosokkan pada kulit dapat membentuk kembali viskositas. Hal ini mencegah mengalirnya salep setelah digosokkan pada kulit.
  5. menghasilkan pengobatan yang sempurna dan seragam.
  6. Bersifat plastis : mudah berubah bentuk dengan adanya energi mekanis seperti penggosokkan pada saat penggunaan.

JENIS SALEP


1. Berdasarkan Konsistensi Salep
2. Berdasarkan Efek terapi
3. Berdasarkan Dasar Salep

BERDASARKAN KONSISTENSI SALEP


PASTA adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Merupakan penutup atau pelindung bagian kulit.

UNGUENTA adalah sediaan semi padat yang mempunyai konsistensi seperti Mentega, tidak mencair pada suhu biasa.

CERETA adalah sediaan semi padat yang berlemak mengandung persentase tinggi lilin (waxes) sehingga konsistensinya lebih keras.

CREAM adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Mengandung banyak air, mudah diserap kulit dan dapat dicuci dengan air.

GELONES SPUMAE adalah salep yang lebih halus. Umumnya (Jelly) cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan pada membrane mukosa sebagai basis. Terdiri dari campuran minyak dan lemak dengan titik lebur rendah.

BERDASARKAN EFEK TERAPI


EPIDERMIK digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorpsi. Biasanya ditambahkan antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan.
Dasar Salep : Senyawa hidrokarbon (Vaselin)

ENDODERMIK Bahan obat menebus ke dalam, tetapi tidak melalui kulit dan terabsorpsi sebagian. Untuk melunakkan kulit/selaput lendir diberi lokal iritan.
Dasar Salep : Minyak Lemak

DIADERMIK (Salep serap)
Bahan obat menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorpsi seluruhnya.
Contoh : Salep yang mengandung senyawa Mercury, Iodida dan Belladone.
Dasar Salep : Adeps lanae, Oleum cacao

BERDASARKAN DASAR SALEP


HIDROFOBIK adalah salep dengan bahan dasar berlemak.
Misalnya : Campuran dari lemak - lemak, Minyak lemak dan Malam yang tak tercuci dengan air.

HIDROFILIK adalah salep yang kuat menarik air. 
Dasar salep tipe o/w atau seperrti dasar hidrofobik tetapi konsistensinya lebih lembek. Kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum.

DASAR / BASIS SALEP

1. Hidrokarbon
2. Larut dalam air
3. Dapat Dicuci dengan air
4. Serap

HIDROKARBON


Digunakan terutama sebagai emolien, sukar di cuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
Dasar salep berlemak.
Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup.

CONTOH :
1. Vaselin putih (white petrolatum/white soft paraffin)
2. Vaselin kuning (yellow petrolatum / yellow soft paraffin)
3. Campuran vaselin dengan cera
4. Parafin cair
5. Parafin Padat
6. Minyak Nabati

LARUT DALAM AIR


Dasar salep tak berlemak.
Terdiri dari konstituen larut air.
Dapat dicuci dengan air.
Tidak mengandung bahan tak larut air seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam.
Sering disebut gel.

CONTOH :
1. Poly ethylen glycol (PEG)
2. Campuran antara PEG - Tragacanth dan Gummi Arabicum
3. Unguentum Glycerin (Terdapat di FMI)

FMI = Formularium Medicamentorum Indicum (Buku Standar)

Misalnya :
Salep Polietilenglikol (USP 27, 2911)
Formula untuk membuat 1000 gram dasar salep :
A. Polietilenglikol 3350    400 gram (padat)
B. Polietilenglikol   400    600 gram (cair)

DAPAT DICUCI DENGAN AIR


Emulsi minyak dalam air (salep hidrofilik/krim).
Bahan dasar kosmetika.
Dapat diencerkan dengan air.
Mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik.

CONTOH :
1. Dasar salep emulsi tipe m/a (Vanishing cream).
2. Emulsifying ointment B.P
3. Emuslifying wax
4. Hydrophilic ointment
 

SERAP


KELOMPOK I
Dasar salep Anhidrat
Dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak.
Misalnya :
Paraffin hidrofilik dan lanolin anhidrat.

KELOMPOK II
Dasar salep yang telah mengandung air, sudah menjadi emulsi dalam minyak, tetapi masih dapat menyerap air yang ditambahkan.
Misalnya :
Lanolin dan rose water oinment.

Contoh :
- Adeps Lanae.
- Unguentum simplex
  Cera flava   : Oleum sesami
         30        :          70
- Hydrophilic petrolatum
  Vaselin alba : Cera alba : Stearil alcohol : Kolesterol
          86        :         8       :            3           :        3

KETENTUAN UMUM  
CARA PEMBUATAN SALEP


PERATURAN 1

Zat - zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan.

CONTOH :
Champora
Mentholum
Phenolum
Thymolum
Guayacolum

Lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak.
Champora + spritus fortior atau eter dihaluskan sampai homogen + dasar salep sedikit demi sedikit sampai spritus fortior menguap.

Bila dasar salep mengandung VASELIN, zat - zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian  (lebih kurang sama banyak) vaselin sampai homogen.
Tambahkan sisa vaselin dan dasar salep lain.

Bila zat - zat tersebut bersama - sama dalam salep, cara peracikannya dicampur dan digerus dulu biar melelh lalu tambahkan dasdar salep sedikit demi sedikit.

PERATURAN 2


Bahan - bahan yang mudah larut dalam air dan stabil, jika tidak ada peraturan - peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi basis salep. Tambahkan bagian dasar salep yang lain.

CONTOH :
Protargol
Colargol
Extractum
Ratanhiae
Resorcin
Tannin
Cocain HCl

Dasar Salep yang dapat menyerap air :
Adeps lanae.
Unguentum simplex.
Hydrophilic ointment.

Dasar salep yang sudah mengandung air :
Lanolin (25% air).
Unguentum Leniens (25% air).
Unguentum Cetylicum hydrosum (40% air).

PERATURAN 3


Bahan - bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak atau air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40 (No.100) lalu digerus dengan setengah - sama banyak (aa) dasar salep.

CONTOH :
Seng oksida (ZnO).
Sulfur (S).
Kloramfenikol (Antibiotik).
Anesthesin.

PERATURAN 4


Salep yang dibuat dengan jalan mencairkan (pemanasan), campurannya harus digerus dingin. Bahan salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya, sedangkan air ditambahkan setelah masa salep diaduk sampai dingin.


MATERI SEDIAAN PULVIS ET PULVERES