Prosedur pembuatan Sediaan Larutan
Pada umumnya larutan dapat terbentuk dengan melarutkan zat terlarut
dengan pelarut yang sesuai menggunakan wadah yang cocok seperti erlenmeyer
atau mortir dan stamper.
Beberapa metode ini dapat dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan suatu zat, yaitu :
1. Memperkecil ukuran partikel zat terlarut (solute).
Ukuran partikel sifatnya berbanding terbalik dengan luas permukaan. Dengan demikian, semakin kecil
ukuran partikel, maka semakin besar luas permukaan zat tersebut yang akan
mengakibatkan zat tersebut semakin cepat larut dalam solvent.
2. Menaikkan temperatur.
Kelarutan berbanding lurus dengan temperatur, jika
ingin meningkatkan kelarutan suatu zat, maka salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah menaikkan suhunya.
3. Menaikkan kecepatan pengadukan.
Apabila kecepatan pengadukan
ditingkatkan, maka proses melarutnya suatu zat akan lebih cepat.
Beberapa bahan obat membutuhkan cara yang khusus dalam melarutkannya,
antara lain sebagai berikut :
1. Natrium bikarbonat
Teknik melarutkan natrium bikarbonat adalah dengan cara gerus tuang,
yaitu natrium bikarbonat dimasukkan ke dalam mortir dan ditambah air, gerus
menggunakan stamper kemudian larutan yang terbentuk dipisahkan atau
dituang ke wadah lain. Sisa natrium bikarbonat yang belum larut di dalam
mortir ditambahkan air lagi kemudian digerus kembali, larutan yang terbentuk
dipisahkan. Begitu seterusnya hingga seluruh natrium bikarbonat terlarut
seluruhnya dan tidak ada sisa.
2. Kalium permanganat
Kalium permanganat (KMnO4) dilarutkan dengan pemanasan. Namun
hati - hati pada proses pemanasan ini biasanya terbentuk senyawa MnO2 yang
bentuknya padat berwarna coklat-hitam dan tidak larut dalam air, oleh sebab
itu maka sebelum dituangkan ke dalam botol sebaiknya disaring terlebih
dahulu menggunakan glasswool.
3. Sublimat
Teknik melarutkan sublimat (HgCl2) adalah dengan pemanasan atau
dikocok bersama air panas, kemudian disaring sebelum dimasukkan ke dalam
botol. Untuk menaikkan kelarutan sublimat dapat ditambahkan senyawa NaCl,
tetapi penambahan ini menyebabkan daya bakterisida dari sublimat akan
menurun.
4. Zink klorida
Dalam melarutkan senyawa zink klorida (ZnCl2) harus dengan
menambahkan air sekaligus, diaduk cepat dan segera disaring.
Apabila air
yang ditambahkan sedikit demi sedikit atau waktu pengadukan berlangsung
lama, maka akan terbentuk zink oksida klorida (ZnOCl) yang sukar larut
dalam air. Jika terdapat asam salisilat, larutkan zink klorida dengan sebagian
air, kemudian tambahkan segera asam salisilat dan sisa air, baru kemudian
disaring.
5. Kamfer
Kamfer (Camphora) larut dalam 650 bagian air. Oleh karena itu pelarut
yang digunakan utk melarutkan kamfer biasanya adalah alkohol atau senyawa
non polar lain. Jika dikehendaki senyawa kamfer dalam air maka kamfer
dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 95% atau spiritus fortior sebanyak
2 kali berat kamfer di dalam botol kering dan dikocok hingga larut. Kemudian
ditambahkan air panas sekaligus dan dikocok lagi hingga homogen.
6. Tanin
Senyawa tanin memiliki sifat mudah larut dalam air dan gliserin. Tanin
mengandung hasil oksidasi yang larut dalam air tetapi tidak larut dalam
gliserin, sehingga larutannya dalam gliserin harus disaring terlebih dahulu
menggunakan kapas basah sebelum dimasukkan ke dalam botol. Jika terdapat
air dan gliserin, maka tanin dilarutkan terlebih dahulu dengan air, dikocok
kemudian baru ditambahkan gliserin.
7. Fenol
Fenol liquifactum atau fenol liquidum merupakan larutan yang terdiri dari
20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Oleh karena itu, jika ingin memperoleh
fenol maka diambil fenol liquidum sebanyak 1,2 kali jumlah yang diminta.
Fenol larut dalam air. Jika fenol dilarutkan dengan air yang cukup maka akan
diperoleh larutan yang jernih, sebaliknya jika fenol dilarutkan dengan air yang
sedikit maka akan terbentuk larutan yang keruh.
8. Succus liquiritae
Succus liquiritae larut dalam air panas. Dalam jumlah sedikit, succus
liquiritae dapat dilarutkan dengan cara gerus tuang. Dalam jumlah banyak,
succus liquiritae dilarutkan dengan cara dipanaskan hingga larut.
9. Codein
Codein sukar larut dalam air. Jika ingin diperoleh larutan codein dalam
air maka dapat dilakukan hal berikut :
a. Codein dipanaskan dengan air sejumlah 20 kali berat codein
hingga larut
b. Codein dilarutkan dengan etanol 95% atau spiritus fortior
hingga larut, kemudian diencerkan dengan air.
c. Codein diganti dengan bentuk garamnya yang sifatnya larut dalam air yaitu
Codein HCl dengan memperhitungkan bobot molekulnya.
BM Codein HCl atau 1,17 x Jumlah codein
BM Codein
10. Bahan obat berkhasiat keras
Bahan-bahan tersebut dilarutkan masing-masing atau sendiri-sendiri
dan dipastikan sudah larut sempurna dan homogen serta dosisnya terjamin
merata sebelum dicampurkan dengan bahan lainnya.
11. Bahan-bahan asam basa
Bahan golongan asam contohnya asam tartrat, asam sitrat, dan lainlain. Bahan golongan basa contohnya natrium bikarbonat. Bahan-bahan
asam basa ini dimaksudkan untuk pembuatan potio netralisasi, saturasi, atau
potio effervescent.
a. Netralisasi
Larutan yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian
basa hingga reaksi selesai dan larutan bersifat netral
Silahkan tonton video pembuatan potio Netralisasi di link ini :
b. Saturasi
Sediaan cair yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan sebagian sehingga larutan jenuh dengan CO2.
Teknik pembuatannya adalah sebagai berikut :
1) Bagian basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
2) Bagian asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air sisanya
3) Sebanyak 2/3 larutan asam dimasukkan ke dalam larutan basa dan
gas yang terbentuk dibuang / dikeluarkan seluruhnya
4) Sisanya 1/3 larutan asam dituang secara hati-hati melalui tepi botol
dan segera ditutup sehingga gas tertahan.
Silahkan tonton video pembuatan potio saturasi di link ini :
c. Potio Effervescent
Effervescent merupakan saturasi yang gas CO2 nya lewat jenuh.
Teknik
pembuatannya adalah sebagai berikut :
1) Bagian basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air
2) Bagian asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air sisanya
3) Seluruh larutan asam dimasukkan ke dalam larutan basa, dituang
dengan hati-hati melalui tepi botol, dan segera ditutup sehingga gas
tertahan seluruhnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan potio effervecent
adalah sebagai berikut :
1) Wadah dan bahan
a) Wadah yang digunakan adalah botol tertutup kedap dan kuat
b) Larutan hanya terisi 9/10 bagian dari volume botol
c) Bahan obat harus larut, karena sediaan ini tidak boleh dikocok
2) Penambahan bahan
Zat yang dilarutkan dalam bagian asam yaitu :
a) Zat netral dalam jumlah kecil
Jika zat yang akan dilarutkan dalam
jumlah banyak, maka zat tersebut harus dibagi ke bagian asam
dan bagian basa sesuai perbandingan jumlah airnya
b) Minyak atsiri atau bahan yang mudah menguap
c) Ekstrak dan alkaloid dalam jumlah kecil
d) Sirup
Zat yang dilarutkan dalam bagian basa yaitu :
a) Garam dari asam yang sukar larut, contohnya natrium benzoat,
natriun salisilat
b) Asam tartrat, garam kalium dan amonium harus ditambahkan
kedalam bagian basa agar tidak terbentuk endapan.
Silahkan tonton video pembuatan potio effervescent di link ini :