Selasa, 03 Januari 2023

MATERI SEDIAAN LARUTAN (BAGIAN 02)

Prosedur pembuatan Sediaan Larutan 

Pada umumnya larutan dapat terbentuk dengan melarutkan zat terlarut dengan pelarut yang sesuai menggunakan wadah yang cocok seperti erlenmeyer atau mortir dan stamper.    
     
Beberapa metode ini dapat dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan suatu zat, yaitu :

 1. Memperkecil ukuran partikel zat terlarut (solute). 

Ukuran partikel sifatnya berbanding terbalik dengan luas permukaan. Dengan demikian, semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar luas permukaan zat tersebut yang akan mengakibatkan zat tersebut semakin cepat larut dalam solvent. 

2. Menaikkan temperatur. 

Kelarutan berbanding lurus dengan temperatur, jika ingin meningkatkan kelarutan suatu zat, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menaikkan suhunya. 

3. Menaikkan kecepatan pengadukan. 

Apabila kecepatan pengadukan ditingkatkan, maka proses melarutnya suatu zat akan lebih cepat. 
    
    Beberapa bahan obat membutuhkan cara yang khusus dalam melarutkannya, antara lain sebagai berikut :

1. Natrium bikarbonat 

Teknik melarutkan natrium bikarbonat adalah dengan cara gerus tuang, yaitu natrium bikarbonat dimasukkan ke dalam mortir dan ditambah air, gerus menggunakan stamper kemudian larutan yang terbentuk dipisahkan atau dituang ke wadah lain. Sisa natrium bikarbonat yang belum larut di dalam mortir ditambahkan air lagi kemudian digerus kembali, larutan yang terbentuk dipisahkan. Begitu seterusnya hingga seluruh natrium bikarbonat terlarut seluruhnya dan tidak ada sisa. 

2. Kalium permanganat 

Kalium permanganat (KMnO4) dilarutkan dengan pemanasan. Namun hati - hati pada proses pemanasan ini biasanya terbentuk senyawa MnO2 yang bentuknya padat berwarna coklat-hitam dan tidak larut dalam air, oleh sebab itu maka sebelum dituangkan ke dalam botol sebaiknya disaring terlebih dahulu menggunakan glasswool. 

3. Sublimat 

Teknik melarutkan sublimat (HgCl2) adalah dengan pemanasan atau dikocok bersama air panas, kemudian disaring sebelum dimasukkan ke dalam botol. Untuk menaikkan kelarutan sublimat dapat ditambahkan senyawa NaCl, tetapi penambahan ini menyebabkan daya bakterisida dari sublimat akan menurun. 

4. Zink klorida 

Dalam melarutkan senyawa zink klorida (ZnCl2) harus dengan menambahkan air sekaligus, diaduk cepat dan segera disaring. 
Apabila air yang ditambahkan sedikit demi sedikit atau waktu pengadukan berlangsung lama, maka akan terbentuk zink oksida klorida (ZnOCl) yang sukar larut dalam air. Jika terdapat asam salisilat, larutkan zink klorida dengan sebagian air, kemudian tambahkan segera asam salisilat dan sisa air, baru kemudian disaring. 

5. Kamfer 

Kamfer (Camphora) larut dalam 650 bagian air. Oleh karena itu pelarut yang digunakan utk melarutkan kamfer biasanya adalah alkohol atau senyawa non polar lain. Jika dikehendaki senyawa kamfer dalam air maka kamfer dilarutkan terlebih dahulu dengan etanol 95% atau spiritus fortior sebanyak 2 kali berat kamfer di dalam botol kering dan dikocok hingga larut. Kemudian ditambahkan air panas sekaligus dan dikocok lagi hingga homogen. 

6. Tanin 

Senyawa tanin memiliki sifat mudah larut dalam air dan gliserin. Tanin mengandung hasil oksidasi yang larut dalam air tetapi tidak larut dalam gliserin, sehingga larutannya dalam gliserin harus disaring terlebih dahulu menggunakan kapas basah sebelum dimasukkan ke dalam botol. Jika terdapat air dan gliserin, maka tanin dilarutkan terlebih dahulu dengan air, dikocok kemudian baru ditambahkan gliserin. 

7. Fenol 

Fenol liquifactum atau fenol liquidum merupakan larutan yang terdiri dari 20 bagian air dalam 100 bagian fenol. Oleh karena itu, jika ingin memperoleh fenol maka diambil fenol liquidum sebanyak 1,2 kali jumlah yang diminta. Fenol larut dalam air. Jika fenol dilarutkan dengan air yang cukup maka akan diperoleh larutan yang jernih, sebaliknya jika fenol dilarutkan dengan air yang sedikit maka akan terbentuk larutan yang keruh. 

8. Succus liquiritae 

Succus liquiritae larut dalam air panas. Dalam jumlah sedikit, succus liquiritae dapat dilarutkan dengan cara gerus tuang. Dalam jumlah banyak, succus liquiritae dilarutkan dengan cara dipanaskan hingga larut. 

9. Codein 

Codein sukar larut dalam air. Jika ingin diperoleh larutan codein dalam air maka dapat dilakukan hal berikut : 
a. Codein dipanaskan dengan air sejumlah 20 kali berat codein hingga larut 
b. Codein dilarutkan dengan etanol 95% atau spiritus fortior hingga larut, kemudian diencerkan dengan air. 
c. Codein diganti dengan bentuk garamnya yang sifatnya larut dalam air yaitu Codein HCl dengan memperhitungkan bobot molekulnya.

                BM Codein HCl     atau 1,17  x  Jumlah codein
                    BM Codein

10. Bahan obat berkhasiat keras 

Bahan-bahan tersebut dilarutkan masing-masing atau sendiri-sendiri dan dipastikan sudah larut sempurna dan homogen serta dosisnya terjamin merata sebelum dicampurkan dengan bahan lainnya. 

11. Bahan-bahan asam basa 

Bahan golongan asam contohnya asam tartrat, asam sitrat, dan lainlain. Bahan golongan basa contohnya natrium bikarbonat. Bahan-bahan asam basa ini dimaksudkan untuk pembuatan potio netralisasi, saturasi, atau potio effervescent. 

a. Netralisasi 

Larutan yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa hingga reaksi selesai dan larutan bersifat netral 

Silahkan tonton video pembuatan potio Netralisasi di link ini :

b. Saturasi 

Sediaan cair yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas  yang terbentuk ditahan sebagian sehingga larutan jenuh dengan CO2. 

Teknik pembuatannya adalah sebagai berikut : 
1) Bagian basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air 
2) Bagian asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air sisanya 
3) Sebanyak 2/3 larutan asam dimasukkan ke dalam larutan basa dan gas yang terbentuk dibuang / dikeluarkan seluruhnya 
4) Sisanya 1/3 larutan asam dituang secara hati-hati melalui tepi botol dan segera ditutup sehingga gas tertahan. 

Silahkan tonton video pembuatan potio saturasi di link ini :

c. Potio Effervescent 

Effervescent merupakan saturasi yang gas CO2 nya lewat jenuh. 

Teknik pembuatannya adalah sebagai berikut : 
1) Bagian basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air 
2) Bagian asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air sisanya 
3) Seluruh larutan asam dimasukkan ke dalam larutan basa, dituang dengan hati-hati melalui tepi botol, dan segera ditutup sehingga gas tertahan seluruhnya. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan potio effervecent adalah sebagai berikut : 
1) Wadah dan bahan 
a) Wadah yang digunakan adalah botol tertutup kedap dan kuat 
b) Larutan hanya terisi 9/10 bagian dari volume botol 
c) Bahan obat harus larut, karena sediaan ini tidak boleh dikocok 

2) Penambahan bahan 
Zat yang dilarutkan dalam bagian asam yaitu : 
a) Zat netral dalam jumlah kecil
Jika zat yang akan dilarutkan dalam jumlah banyak, maka zat tersebut harus dibagi ke bagian asam dan bagian basa sesuai perbandingan jumlah airnya 
b) Minyak atsiri atau bahan yang mudah menguap 
c) Ekstrak dan alkaloid dalam jumlah kecil 
d) Sirup 

Zat yang dilarutkan dalam bagian basa yaitu : 
a) Garam dari asam yang sukar larut, contohnya natrium benzoat, natriun salisilat 
b) Asam tartrat, garam kalium dan amonium harus ditambahkan kedalam bagian basa agar tidak terbentuk endapan.

Silahkan tonton video pembuatan potio effervescent di link ini :


MATERI SEDIAAN PULVIS ET PULVERES