Selasa, 03 Januari 2023

MATERI SEDIAAN SUSPENSI (BAGIAN 02)

 Prosedur Pembuatan Suspensi 

Sebelum melakukan pembuatan suatu sediaan suspensi, kita harus mengetahui beberapa metode dan sistem pembentukan suspensi agar menghasilkan sediaan dengan stabilitas yang optimal.

Metode pembuatan suspensi 

Secara umum dalam pembuatan sediaan suspensi terdapat dua metode, yaitu : 

1. Metode dispersi 

Pada metode ini, suspensi dibuat dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilago yang telah terbentuk, kemudian campuran tersebut diencerkan dengan air. 

Pada proses ini biasanya terjadi kesulitan pada proses mendispersikan serbuk ke dalam mucilago, hal ini disebabkan adanya udara, lemak, atau karena serbuk bahan obat yang terkontaminasi senyawa lain. Serbuk yang kemasukan udara dari luar (biasanya serbuk yang sangat halus) sangat sukar untuk dibasahi. Serbuk yang bersifat hidrofob ini perlu ditambahkan wetting agent atau zat pembasah untuk menurunkan tegangan antar muka partikel zat padat dan cairan pensuspensi.

Silahkan tonton video berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=9rJtsMaF-sg

2. Metode presipitasi 

Pada metode ini, serbuk bahan obat dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut organik yang dapat bercampur dengan air, kemudian diencerkan dengan cairan pensuspensi sehingga terbentuk endapan halus yang tersuspensi. Langkah selanjutnya adalah mengencerkan dengan air hingga volume yang diinginkan. 

Pelarut organik yang dapat digunakan dalam metode ini adalah etanol, propilen glikol, polietilen glikol, dan lain - lain.

Silahkan tonton video Pembuatan suspensi dengan metode presipitasi di link ini :  https://www.youtube.com/watch?v=Rs0odIPj2u4

Sistem pembentukan suspensi 

Suspensi dapat terbentuk dalam 2 sistem, yaitu : 

1. Sistem flokulasi 

Suspensi dengan sistem flokulasi memiliki partikel yang terikat lemah  satu sama lain, cepat mengendap, tetapi tidak terjadi cake (endapan yang keras) pada penyimpanan, dan dapat mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan ringan.

Parameter 
Keadaan partikel : Partikel memiliki ikatan yang lemah sehingga merupakan agregat bebas.
Pembentukan sedimentasi : Sedimentasi terbentuk cepat.
Pembentukan cake : Sedimen tidak membentuk cake dan mudah terdispersi kembali dengan pengocokan
Wujud suspensi : Tampilan suspensi kurang menarik, karena sedimentasi terjadi cepat sehingga bagian atas cairan terlihat jernih dan bagian bawah terdapat padatan

2. Sistem deflokulasi 

Suspensi dengan sistem deflokulasi memiliki partikel yang memiliki ikatan kuat satu sama lain, lambat mengendap, tetapi jika sudah mengendap akan terjadi agregasi dan terbentuk cake yang keras dan sukar untuk tersuspensi kembali.

Parameter 
Keadaan partikel : Partikel dalam keadaan terpisah satu sama lain
Pembentukan sedimentasi : Sedimentasi terbentuk lambat.
Pembentukan cake : Sedimen akhir dapat membentuk suatu cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.
Wujud suspensi : Tampilan suspensi cukup menarik, karena sedimen terbentuk lambat. Terlihat bahwa bagian bawah ada endapan dan cairan atas yang berkabut.

Silahkan tonton video berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=mpJCxF0eAxg


FORMULASI SUSPENSI

Dalam proses pembuatan suspensi yang stabil ada 2 teknik yang dapat dilakukan, yaitu :

Menggunakan structured vehicle 

yaitu menambahkan bahan pensuspensi untuk menjaga agar partikel tidak cepat mengendap dalam sediaan suspensi. Bahan yang dapat digunakan adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit. 

Menggunakan sistem flokulasi 

dalam membentuk endapan yang mudah terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Suspensi yang ideal adalah suatu sediaan yang partikelnya lama mengendap dan mudah terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan. 

Cara pembuatan suspensi ini adalah : 
1. Bahan obat diberi wetting agent atau zat pembasah dan medium pendispersi 
     (biasanya air) 
2. Ditambahkan larutan elektrolit, surfaktan atau polimer sebagai bahan pemflokulasi, sehingga diperoleh suspensi dengan sistem flokulasi 
3. Ditambahkan structured vehicle agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap.
4. Produk yang dihasilkan adalah suspensi yang lambat mengendap karena penambahan structured vehicle, tetapi sedimaen yang terbentuk dapat segera terdispersi kembali dengan pengocokan ringan.

Penilaian stabilitas suspensi


Parameter yang digunakan untuk menilai suatu suspensi dikatakan stabil antara lain : 

1. Volume sedimentasi

 Merupakan perbandingan volume sedimentasi akhir atau endapan (Vu) terhadap volume sediaan mula-mula dari suspensi sebelum mengendap (Vo). 

                                                F  =  Vu  /  Vo

2. Derajat flokulasi 

Merupakan perbandingan volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) dengan sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc) 

                                Derajat Flokulasi    =   Vu  /  Voc

3. Reologi 

Merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat alir suatu materi, baik zat cair, padat, maupun semi padat. Dalam hal ini digunakan untuk menentukan perilaku pengendapan dan mengatur perbandingan partikel dan zat pembawa agar sifat alir suspensi tetap baik (mudah dituang).

4. Perubahan ukuran partikel 

Dalam hal ini kita menilai apakah terjadi perubahan ukuran partikel menggunakan teknik freeze-thaw cycling, yaitu menurunkan suhu hingga larutan beku, lalu dipanaskan kembali hingga mencair kembali. Kemudian dilihat apakah partikel di dalam suspensi berubah menjadi kristal atau tetap pada bentuk partikel seperti semula. Suspensi yang baik adalah ketika tidak terjadi perubahan bentuk partikel.

MATERI SEDIAAN PULVIS ET PULVERES