Prosedur Pembuatan Suspensi
Sebelum melakukan pembuatan suatu sediaan suspensi, kita harus mengetahui
beberapa metode dan sistem pembentukan suspensi agar menghasilkan sediaan
dengan stabilitas yang optimal.
Metode pembuatan suspensi
Secara umum dalam pembuatan sediaan suspensi terdapat dua metode, yaitu :
1. Metode dispersi
Pada metode ini, suspensi dibuat dengan cara menambahkan serbuk bahan
obat ke dalam mucilago yang telah terbentuk, kemudian campuran tersebut
diencerkan dengan air.
Pada proses ini biasanya terjadi kesulitan pada proses
mendispersikan serbuk ke dalam mucilago, hal ini disebabkan adanya udara,
lemak, atau karena serbuk bahan obat yang terkontaminasi senyawa lain.
Serbuk yang kemasukan udara dari luar (biasanya serbuk yang sangat
halus) sangat sukar untuk dibasahi. Serbuk yang bersifat hidrofob ini perlu
ditambahkan wetting agent atau zat pembasah untuk menurunkan tegangan
antar muka partikel zat padat dan cairan pensuspensi.
Silahkan tonton video berikut ini : https://www.youtube.com/watch?v=9rJtsMaF-sg
2. Metode presipitasi
Pada metode ini, serbuk bahan obat dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut
organik yang dapat bercampur dengan air, kemudian diencerkan dengan
cairan pensuspensi sehingga terbentuk endapan halus yang tersuspensi.
Langkah selanjutnya adalah mengencerkan dengan air hingga volume yang
diinginkan.
Pelarut organik yang dapat digunakan dalam metode ini adalah
etanol, propilen glikol, polietilen glikol, dan lain - lain.
Silahkan tonton video Pembuatan suspensi dengan metode presipitasi di link ini : https://www.youtube.com/watch?v=Rs0odIPj2u4
Sistem pembentukan suspensi
Suspensi dapat terbentuk dalam 2 sistem, yaitu :
1. Sistem flokulasi
Suspensi dengan sistem flokulasi memiliki partikel yang terikat lemah satu sama lain, cepat mengendap, tetapi tidak terjadi cake (endapan yang
keras) pada penyimpanan, dan dapat mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan ringan.
Parameter
Keadaan partikel : Partikel memiliki ikatan yang lemah sehingga merupakan agregat bebas.
Pembentukan sedimentasi : Sedimentasi terbentuk cepat.
Pembentukan cake : Sedimen tidak
membentuk cake dan
mudah terdispersi
kembali dengan
pengocokan
Wujud suspensi : Tampilan suspensi
kurang menarik,
karena sedimentasi
terjadi cepat sehingga
bagian atas cairan
terlihat jernih dan
bagian bawah
terdapat padatan
2. Sistem deflokulasi
Suspensi dengan sistem deflokulasi memiliki partikel yang memiliki ikatan
kuat satu sama lain, lambat mengendap, tetapi jika sudah mengendap akan
terjadi agregasi dan terbentuk cake yang keras dan sukar untuk tersuspensi
kembali.
Parameter
Keadaan partikel : Partikel dalam keadaan terpisah satu sama lain
Pembentukan sedimentasi : Sedimentasi terbentuk lambat.
Pembentukan cake : Sedimen akhir dapat
membentuk suatu cake
yang keras dan sukar
terdispersi kembali.
Wujud suspensi : Tampilan suspensi
cukup menarik, karena
sedimen terbentuk
lambat. Terlihat bahwa
bagian bawah ada
endapan dan cairan
atas yang berkabut.
FORMULASI SUSPENSI
Dalam proses pembuatan suspensi yang stabil ada 2 teknik yang dapat dilakukan,
yaitu :
Menggunakan structured vehicle
yaitu menambahkan bahan pensuspensi untuk
menjaga agar partikel tidak cepat mengendap dalam sediaan suspensi. Bahan
yang dapat digunakan adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit.
Menggunakan sistem flokulasi
dalam membentuk endapan yang mudah
terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Suspensi yang ideal adalah suatu sediaan yang partikelnya lama mengendap dan
mudah terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Cara pembuatan
suspensi ini adalah :
1. Bahan obat diberi wetting agent atau zat pembasah dan medium pendispersi
(biasanya air)
2. Ditambahkan larutan elektrolit, surfaktan atau polimer sebagai bahan
pemflokulasi, sehingga diperoleh suspensi dengan sistem flokulasi
3. Ditambahkan structured vehicle agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap.
4. Produk yang dihasilkan adalah suspensi yang lambat mengendap karena
penambahan structured vehicle, tetapi sedimaen yang terbentuk dapat segera
terdispersi kembali dengan pengocokan ringan.
Penilaian stabilitas suspensi
Parameter yang digunakan untuk menilai suatu suspensi dikatakan stabil antara
lain :
1. Volume sedimentasi
Merupakan perbandingan volume sedimentasi akhir atau endapan (Vu) terhadap
volume sediaan mula-mula dari suspensi sebelum mengendap (Vo).
F = Vu / Vo
2. Derajat flokulasi
Merupakan perbandingan volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu)
dengan sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc)
Derajat Flokulasi = Vu / Voc
3. Reologi
Merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat alir suatu materi, baik zat cair,
padat, maupun semi padat. Dalam hal ini digunakan untuk menentukan perilaku
pengendapan dan mengatur perbandingan partikel dan zat pembawa agar sifat
alir suspensi tetap baik (mudah dituang).
4. Perubahan ukuran partikel
Dalam hal ini kita menilai apakah terjadi perubahan ukuran partikel
menggunakan teknik freeze-thaw cycling, yaitu menurunkan suhu hingga
larutan beku, lalu dipanaskan kembali hingga mencair kembali. Kemudian
dilihat apakah partikel di dalam suspensi berubah menjadi kristal atau tetap
pada bentuk partikel seperti semula. Suspensi yang baik adalah ketika tidak
terjadi perubahan bentuk partikel.