Rabu, 04 Januari 2023

MATERI SEDIAAN SUPPOSITORIA (BAGIAN 02)

Prosedur Pembuatan Suppositoria 

Sediaan suppositoria secara umum dapat dibuat dengan 3 metode yaitu menggunakan cetakan, menggunakan kompresi, dan menggulung serta membentuk dengan tangan. 

1. Dengan cetakan 

Metode ini menggunakan alat cetakan suppositoria yang terbuat dari besi dan dilapisi nikel atau dari bahan logam lainnya. Alat cetakan suppositoria mula-mula dibasahi terlebih dahulu dengan parafin cair bila memakai bahan dasar gelatin gliserin, akan tetapi jika suppositoria yang akan dibuat menggunakan bahan dasar oleum cacao atau PEG tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, karena dapat menyebabkan suppositoria menjadi mengerut pada saat pendinginan dan terlepas dari cetakan. 

2. Dengan kompresi 

Metode ini menggunakan alat dengan sistem tekanan. Pada metode ini, proses penuangan massa suppositoria, pendinginan dan pelepasan suppositoria dilakukan dengan mesin secara otomatis. Kapasitas mesin dapat menghasilkan suppositoria sebanyak 3500-6000 tiap jam. 

3. Dengan tangan 

Metode ini digunakan pada pembuatan suppositoria dengan bahan dasar oleum cacao dan untuk skala kecil, serta untuk bahan obat yang tidak tahan panas. Metode ini tidak cocok dilakukan pada wilayah dengan iklim panas. Oleh karena sudah adanya cetakan dalam pembuatan suppositoria dengan bermacam-macam ukuran dan bentuk, maka pembuatan suppositoria dengan tangan oleh ahli farmasi sekarang rasanya sudah hampir tidak pernah dilakukan, akan tetapi metode melinting dan membentuk suppositoria dengan tangan merupakan bagian dari sejarah seni para ahli farmasi. Metode yang sering dan lazim digunakan baik dalam skala kecil maupun industri adalah metode pencetakan. 

Pembuatan suppositoria dengan metode ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 

1. Memilih bahan dasar yang cocok untuk tujuan pemberian suppositoria, baik yang dapat meleleh pada suhu tubuh maupun yang dapat larut dalam cairan yang ada di dalam rektum 
2. Bahan obat dilarutkan denga basis suppositoria, bila perlu dengan pemanasan 
3. Apabila bahan obat sukar larut dalam basis suppositoria, maka bahan obat tersebut dibuat serbuk halus terlebih dahulu 
4. Massa campuran bahan obat dan basis suppositoria dicampurkan hingga homogen dalam bentuk cairan, dituang ke dalam cetakan suppositoria kemudian didinginkan 
5. Cetakan suppositoria terbuat dari besi yang dilapisi nikel atau dari logam lain yang cocok, tetapi ada juga yang menggunakan campuran plastik. Cetakan sebaiknya mudah dibuka secara longitudinal atau memanjang untuk dapat mengeluarkan suppositoria dengan mudah 
6. Cetakan untuk bacilla dapat menggunakan tube kaca atau gulungan kertas dengan ukuran tertentu
7. Formula suppositoria yang akan dibuat sebaiknya dilebihkan sebanyak 10% untuk mengatasi massa suppositoria yang hilang akibat melekat pada alat cetakan. 
 8. Parafin cair dapat digunakan untuk melapisi cetakan suppositoria dengan basis gelatin gliserin, atau dapat pula digunakan spiritus saponatus (soft soap liniment) sebagai pelapis cetakan, kecuali untuk suppositoria yang mengandung garam logam karena akan bereaksi dengan sabun dan sebagai gantinya dapat digunakan oleum ricini (minyak jarak) dalam etanol. 
9. Suppositoria dengan basis oleum cacao dan PEG tidak perlu diberi pelicin pada cetakannya karena pada proses pendinginan bahan dasar tersebut dapat mengerut, sehingga suppositoria akan mudah lepas dari cetakannya.

Pengemasan Suppositoria 

Suppositoria dengan basis gelatin gliserin disimpan dalam wadah gelas yang tertutup rapat agar dapat mencegah terjadinya kelembaban pada suppositoria. Sedangkan untuk suppositoria dengan basis oleum cacao dibungkus terpisahpisah atau dipisahkan satu sama lain untuk mencegah terjadinya hubungan antar suppositoria menjadi melekat atau menempel. 

Suppositoria yang mengandung bahan obat pekat biasanya juga dikemas terpisah satu persatu dengan bahan tidak tembus cahaya seperti alumunium foil. Secara umum, suppositoria bersifat tidak tahan panas, maka dalam penyimpanan juga harus diperhatikan suhunya agar tidak merusak bahan obat maupun basis. Suppositoria harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk

Pemeriksaan Mutu 

Suppositoria Setelah suppositoria dicetak, untuk memastikan mutu yang dihasilkan berkualitas baik dan dapat layak untuk digunakan, maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : 
1. Melakukan uji penetapan kadar zat aktif yang disesuaikan dengan yang tertera pada etiketnya 
2. Melakukan uji titik lebur, terutama untuk suppositoria dengan basis oleum cacao 
3. Melakukan uji kerapuhan, untuk mencegah suppositoria rusak atau rapuh pada saat proses distribusi 
4. Melakukan uji waktu hancur, syarat waktu hancur suppositoria dengan basis oleum cacao adalah 3 menit, sedangkan basis PEG adalah 15 menit 5. Melakukan uji homogenitas 

MATERI SEDIAAN PULVIS ET PULVERES